September 11, 2008

Pohon Dan Baja Pohon I

Setujukah anda bila dikatakan Islam itu tertegak dengan strategi, bukan dengan cakap-cakap kosong sahaja? Cuba kita fikirkan, bagaimana agaknya kita hendak menegakkan agama Allah yang haq itu? Dengan cara apakah sebenarnya?

Cuba pula perhatikan bagaimana Rasul-Rasul Allah beserta orang-orang terdahulu menegakkan agama wahyu itu. Perhatikan di sini maksudnya mungkin dari pembacaan sejarah, pengkajian dan sebagainya. Pelbagai cara, pelbagai strategi yang mereka lakukan. Dan pastinya dalam perjalanan mereka untuk menegakkan Islam itu pasti ada ujian-ujiannya. Tetapi atas dasar keimanan mereka serta mengharapkan keredhaan Allah, mereka menempuh segala ujian tersebut dengan kebenaran dan kesabaran.

Firman Allah, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" [Al 'Ankabuut:2]

Orang-orang yang beriman pasti akan diuji. Itu janji Allah. Dengan ujian, samada dapat ditempuhi atau tidak, itulah kayu pengukur kita untuk menilai iman seseorang. Kata orang, "tepuk dada, tanya iman." Iman tak dapat dinilai selagi belum diuji.

Kembali kita pada persoalan tadi, bagaimanakah cara yang sebenar untuk kita sama-sama tegakkan Islam? Dari surah Ibrahim, ayat 24-25, menceritakan Allah membuat perumpamaan kalimah yang baik seperti pohon yang baik.

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." [Ibrahim:24-25]

Apakah kalimah yang baik itu? Sudah pasti kita akan menjawab kalimah-kalimah Allah, yakni ayat-ayat suci Al Quran. Mari kita kupas sedikit, ayat-ayat Al Quran itu kita tahu ia adalah petunjuk, perintah-perintah atau hukum-hukum Allah. Hukum yang baik (yang dari Allah) umpama pohon yang baik? Terfikirkah kita mengapa begitu?

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran." [Shaad:29].

Mari kita fikirkan. Pohon yang baik adalah pohon yang akarnya teguh, kuat, serta cabang-cabang dan dahan-dahannya menjulang ke langit. Jadi, apa signifikasinya dengan kalimah yang baik itu? Kalimah-kalimat Allah itu terkandung segala hukum dan panduan bagi manusia untuk hidup di muka bumi ini. Maka, hukum-hukum itu, panduan-panduan itulah yang patut kita ambil sebagai satu cara hidup yang diredhai Allah. Itulah yang sepatutnya menjadi prinsip kita.

Allah telah mengumpamakan panduan itu sebagai suatu yang amat kuat, amat kukuh. Jika kita mengambil panduan itu sebagai cara hidup kita, bukankah kita mengambil atau mengamalkan sesuatu yang pada dasarnya amat kukuh? Maka tidak akan sejahterakah hidup kita? Allah memberi panduan itu kerna Dia yang menciptakan kita, malah seluruh alam ini dan isinya. Maka Dia maha mengetahui kelemahan dan kelebihan hasil ciptaanNya ini. Panduan itu supaya makhluknya yang satu ini tidak melakukan sewenang-wenangnya. Tidak melampaui batas. Kerna Dia Maha Mengetahui, "Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." [Al 'Alaq:6-7].

Bila manusia melihat dirinya serba cukup, sudah senang dengan apa yang Allah anugerahkan padanya, manusia itu takkan berubah, malah takkan mahu berubah. Dia merasakan pekerjaannya cukup hebat, gajinya cukup besar sehingga dia lupa pada Ar Rahman-nya. Dia merasakan kesihatannya cukup sempurna hingga lupa pada Al Muhaimin-nya. Dia merasakan segala ibadah yang telah dilakukannya sudah cukup untuk menjamin kehidupan yang sejahtera mahu di dunia atau di akhirat. Sehingga dia terlupa pada As Salaam-nya. Adakah apa yang telah dilakukannya itu sesuatu yang berlandaskan kalimah Allah yang teguh tadi? Adakah dia telah melaksanakan segala dari apa yang diperintahkan Allah dalam kalimah-kalimah itu?

Supaya kita sentiasa ingat dan sentiasa beringat, Dia membuat perumpamaan itu. Perumpamaan itu kita telah saksikan di atas muka bumi. Allah menjadikan itu bukan sia-sia. Itu adalah untuk kita memikirkannya. Pohon yang baik itu memberikan buahnya, pastinya buah yang baik. Jika kita mengamalkan hukum dan panduan yang baik, pastinya memberikan hasil yang baik. Hasilnya apa lagi kalau bukan kesejahteraan dan keredhaan Allah.

Kita lihat pula ayat yang ke 26-27 surah Ibrahim. Firman Allah,

"Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki."

Jika panduan hidup kita adalah berdasarkan sesuatu yang tidak kukuh, yang bukan datangnya dari Allah (mungkin dari tangan-tangan manusia sendiri), pastinya hidup kita tidak aman. Mudah saja kita dipengaruhi oleh perkara-perkara yang mungkar. Mudah sahaja pentauhidan kita pada Allah dipesongkan, secara nyata atau tidak. Dan mudah sahaja kita terlibat dalam kancah perpecahan ummah. Lihat sahaja apa yang berlaku di sekeliling kita pada hari ini.

Jadi berimankah kita pada kalimah-kalimah Allah itu? Percayakah kita? Yakinkah kita? Jika kita mengaku percaya DAN yakin, mengapa kita mengabaikan hukum Allah, lantas mengambil jalan mudah dan lebih senang dengan hukum ciptaan manusia. Jika begitu Allah pandang kita sebagai makhluq yang zalim. Tidak meletakkan sesuatu kepada tempatnya, kepada fitrahnya. Mahukah kita menjadi orang yang zalim? Mahukah?

1 comment:

nazirul mubin said...

kita yakin dengan apa yang kita perbuat